Nostalgia Panggung Terbuka Sastra

Diposting oleh Ank Seudara on Jumat, 14 Juni 2013


Panggung Terbuka Fakultas Sastra UNEJ

Foto di atas diambil pada awal Juni 2009. Saat itu, Fakultas Sastra Universitas Jember masih memiliki sebuah panggung penuh kenangan yang dikenal dengan nama Panggung Terbuka Sastra UNEJ.

Kadang kalau pas saya ngopi di kantin, sering saya dengar kakak-kakak Sastra bercerita tentang group legendaris Kentrung Joss. Dari remah-remah kisah itu, saya jadi tahu kalau Kentrung Joss tempo dulu sering menghabiskan waktu untuk berlatih campursari dan proses-proses seni yang lain di Panggung Terbuka.

Karakter yang paling saya ingat dari Panggung Terbuka (lama) Fakultas Sastra adalah latar belakang panggung berupa wajah buto alias raksasa. Terpoles dengan ragam warna yang bercorak kuat, membuat Panggung Terbuka Sastra menjadi terlihat angker sekaligus bersahabat. Di panggung inilah dulu Cak Isnadi menempa dirinya sendiri untuk menjadi seorang penyair.

Tak hanya itu, di jaman pra-catherine, Panggung terbuka Sastra UNEJ ini juga pernah melahirkan forum diskusi bersama, yang dinamai Panggung 15. Nama yang sederhana, sebab diskusinya dilakukan di panggung, setiap tanggal 15.

Begitulah, Panggung Terbuka Sastra tempo dulu identik dengan proses kekaryaan. Sedikit-sedikit latihan, sedikit-sedikit bikin pentas seni, sedikit-sedikit diskusi. Keren! Warga sastra punya laboratorium sendiri untuk mengolah rasa.


Proses Pengerjaan Gedung Baru, 3 September 2009 | Foto oleh Fina


Detik-detik menjelang Keruntuhan Panggung Terbuka | Foto oleh Fina

Foto di atas saya dapatkan dari facebook milik seorang kawan bernama Fina (Luthfiana Mahmudah), yang dulu aktif di LPMS - Ideas, juga aktif menyuarakan Save Gumuk. Kedua foto tersebut bertanggal upload yang sama, yaitu 3 September 2009.

Dulu sebelum Fakultas sastra menjadi seperti sekarang ini, sebelum Panggung Terbuka digusur dan dipindahkan ke Panggung Terbuka baru (seperti yang ada sekarang), sebelum ada kolam ikan, sebelum ada Gedung Baru, sebelum ada Gasebo Wireless Fidelity, sebelum semuanya berubah begitu cepatnya, saya senang menghabiskan sore di sekitar Panggung terbuka, sambil membawa kopi sendiri.

Kadang saya menikmati sore hari dengan bermain sepak bola persis di pelataran depan Panggung Terbuka Lama (yang sekarang sebagian terpotong oleh Gedung Baru). Meskipun hanya dengan bal-balan gol kecil, kadang hanya dua sandal berjarak setengah meter (untuk dijadikan gawangnya), tapi sungguh itu permainan sepak bola yang meriah sekali, hehe.

Panggung Terbuka Yang Baru, Apa Kabarmu?

Mula berdirinya Panggung Terbuka baru, dosen yang paling aktif inguk-inguk ke sana adalah Bapak Prof Drs IC Sujarwadi. Saya pernah sekali menemaninya, saat sore hari. Selain Pak IC, ada juga sih yang sering inguk-inguk ke sana. Dialah Cak Busar, karyawan Sastra sekaligus sahabat para mahasiswa.

Pak IC senang menghimbau mahasiswanya untuk membawa tanaman selama menempuh kuliahnya. Tujuannya tidak lain adalah untuk ditanam di sekitar panggung baru. Sayang, waktu itu Pak IC sudah mau pensiun. Waktunya tidak banyak untuk selalu memperhatikan perkembangan Panggung Terbuka baru.


Panggung Terbuka Baru - 25 Februari 2010

Panggung ini pernah digunakan oleh Tamasya Band untuk Launching Album Save The Tree 2, seperti tampak dalam foto di atas. Kabarnya, ini adalah acara pertama selain diskusi dan latihan.-latihan. Launching tersebut mendapat support sepenuhnya oleh kawan-kawan UKMFS, terutama Dewan Kesenian Kampus (yang mengurusi masalah perijinan dan lain-lain).

Jalan menuju Panggung Terbuka yang becek dan gelap, belum tersedianya parkir yang memadai (waktu itu masih belum dibangun lapangan futsal), membuat acara Launching Tamasya Band sedikit tersendat-sendat. Syukurlah, kawan-kawan UKMF Sastra membantu dari berbagai sisi.

Bagaimana dengan kisah Panggung Terbuka (yang baru) hari ini?

Saya percaya, setiap jaman memiliki warna dan corak yang berbeda. Saatnya bagi kawan-kawan Sastra Universitas Jember untuk memahat kisahnya sendiri.

Terima kasih buat Adek Jukok | Ank Seudara, yang telah memberi saya kesempatan menulis di blog ini.

Salam saya, RZ Hakim

3 komentar :

  1. Oh iya saya tau sekarang. saya pun juga hadir dalam acara launching Tamasya #2 itu. Senang ya....

    Semoga segala keakraban dan keceriaan tetap ada walau tak dipanggung yang lama.

    Terimakasih

    BalasHapus
  2. Wah keren mas broo. aku mau nulis panggung terbuka juga, tapi gak punya gambar2 yang mendukung..hehehe
    aku njamani setahun panggung Buto iku.. :-)

    BalasHapus